Minggu, 30 Maret 2014

CERPEN: Kenangan Pahit Bersama Rambutan

"Keishaaa... mau rambutan, enggak? Tante baru panen, nih!" panggil Tante Lyssa, sembari berteriak. Keisha yang sedang mendengarkan musik sambil memakai earphone tidak mendengar panggilan tantenya. Ia pun masih asyik tidur-tiduran di atas tempat tidur dan malah ikut mendendangkan lagu yang didengarnya tersebut. "Oh, jadi Keisha enggak mau? Ya sudah, tante habiskan, ya!" teriak Tante Lyssa lagi. Masih tidak terdengar suara dari kamar Keisha.
Tante Lyssa yang gemas, segera mengetuk pintu kamar Keisha dengan sangat keras. Akhirnya Keisha tersadar bahwa sedari tadi Tante Lyssa memanggilnya. Ia membuka pintu kamarnya. "Ih, Keisha, nih. Bikin orang kesel aja. Dari tadi, kan, tante manggil-manggil kamu," ujar Tante Lyssa dengan nada gusar.
"Eh... maaf, Tante. Tadi Kei lagi dengerin musik pakai earphone ini. Emang ada apa, Tan?" jawab Keisha sambil tertawa renyah. "Dasar kamu, ya!" ucap Tante Lyssa sambil mencubit pipi Keisha gemas. "Tante panen rambutan, nih. Kamu, kan, suka banget sama rambutan, Kei. Tuh, Tante bawakan yang banyaaak buat keponakan Tante yang cantik ini!" beritahu Tante Lyssa.
"Wah...! Rambutaaan!" jerit Keisha kesenangan. Ia loncat-loncat sambil memeluk tantenya. "Loh, loh... kan, cuma rambutan, Kei. Sampai senang begitu," Tante Lyssa tertawa kecil. "Iya, Tan. Soalnya sekarang, kan, belum musim rambutan, jadi susah kalau mau beli rambutan. Untung aja Tante bawa rambutan banyak banget, hehehe. Eh, iya... rambutannya mana, Tan?" jelas Keisha yang diakhiri dengan pertanyaan.
"Oh, gitu. Nih," kata Tante Lyssa dengan singkat. Beliau menyerahkan bungkusan besar yang berisi rambutan kepada Keisha. "Wah, makasih banyak, ya, Tante. Sekarang Keisha mau makan rambutannya di kamar aja, ah. Daah, Tante...," ujar Keisha sambil tersenyum manis. Ia menutup pintu kamarnya.
Keisha duduk di atas tempat tidurnya. Ia membuka kulit rambutan, lalu memakan daging rambutan dengan nikmat sekali. Tiba-tiba Keisha teringat kakaknya, Meisha....

***

"Kakak, kakak... jangan, Kak! Kei enggak mau! Hiiyy... geli!" teriak Keisha kecil. Saat itu, usianya masih 5 tahun. "Hahaha... ih, enggak apa-apa, Dek! Ini enak, lho!" seru Meisha, kakaknya Keisha, yang berusia 10 tahun. Meisha memang usil. Ia sering menjahili adiknya yang sangat tidak menyukai rambutan, karena menurut Keisha, rambut-rambut halus di tubuh rambutan itu membuatnya geli. Meisha menjejali rambutan di bantal Keisha.
"Kaaak... Keisha enggak mau! Huaaa...," tangis Keisha. Meisha masih saja tertawa-tawa. "Aduh... Kei, Kei jangan nangis, dong! Eh, eh... ya udah, deh, kakak minta maaf. Jangan nangis lagi, dong, Kei," bujuk Meisha. Ia mengusap-usap rambut Kei dengan rambutan. Aduh... benar-benar, deh, Meisha ini!
"Kei enggak suka rambutan! Enggak mau rambutan, Kak!" Keisha masih terisak kencang. "Ih, Kei, sih, belum pernah merasakan manisnya rambutan. Rambutan itu enak banget, Kei, salah satu buah kesukaan kakak pula." terang Meisha.
"Nih... kakak makan rambutannya, ya!" lanjutnya. Meisha mengupasi kulit rambutan, lalu menggigit perlahan daging buah tersebut. Tiba-tiba, tenggorokan Meisha tercekat. Saat itu, Kei melihat kakaknya sedang berusaha untuk mengeluarkan buah tersebut dari mulutnya.
"Kakak kenapa?" tanya Kei polos. Meisha tidak menjawab. Ia hanya mengatakan, "Tolong kakak, Kei..." Keisha jelas saja terkejut. Keisha segera berteriak meminta pertolongan. "MAMA....! PAPA...! TOLONG KAKAK!"
Papa Kei bergegas menghampiri Keisha dan Meisha. Sebelum menanyakan kepada Keisha, Papanya melihat Meisha yang sedang memegang tenggorokannya. Papa membantu Meisha. Tetapi terlambat... denyut nadi di pergelangan tangan dan lehernya sudah berhenti. Degup jantungnya tak berdetak lagi dan nafasnya telah tiada. Setelah diselidiki, ternyata penyebab kematian Meisha adalah... adanya racun mematikan di rambutan yang dimakannya.
Sejak saat itu Keisha semakin membenci rambutan yang membuat kakaknya meninggal dunia. Ia sering menangis bila melihat sebuah rambutan, karena Kei kecil masih amat sedih mengenang kepergian Meisha yang begitu cepat.

***

Saat memikirkan semua itu, Keisha yang sekarang berumur 12 tahun menjadi menitikkan air matanya. Ia memandang foto Meisha yang masih disimpan di atas meja belajarnya. Namun Keisha sadar, ia tidak boleh terlalu sedih memikirkan kakaknya, karena nanti arwah Meisha pasti menjadi tidak tenang selalu melihat Kei bersedih. Keisha juga sadar, ia tidak boleh membenci rambutan lagi. Walaupun rambutan adalah penyebab kematian Meisha, tetapi Meisha, kan, suka sekali dengan rambutan. Lagipula, tidak semua rambutan mengandung racun berbahaya dan rambutan itu sangat bergizi dan menyehatkan tubuh, bukan?
So, siapa lagi, nih, teman-teman yang enggak suka sama rambutan? Udah enggak ada alasan lagi, yaa, buat benci sama yang namanya rambutan. Yuk, mulai sukai rambutan, buah manis yang bergizi dan mengandung banyak vitamin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar