Minggu, 22 November 2015

CERPEN : When The World Full Of Zombies

“Hosh... hosh...,” nafasku memburu hebat. Peluh keringat membasahi kening dan seluruh tubuh. Jantung berdegup kencang. Kedua kakiku semakin melemah sebab begitu lelah setelah berlari berkilo-kilometer.

            Akhirnya aku menemukan tempat persembunyian yang sepertinya aman. Sebuah lubang sempit di belakang pohon beringin yang cukup besar untuk menyembunyikan setidaknya tiga orang dewasa.

            Hap! Aku melompat ke dalam lubang tersebut. Dengan menyenderkan tubuh ke dinding di lubang tersebut, pernafasanku sedikit demi sedikit mulai stabil. Aku menarik nafas panjang dan mengeluarkannya kembali.

            Suasana yang sepi senyap mendorongku untuk mengintip. Keadaan sudah mulai terkontrol. Tiada lagi jeritan orang-orang serta suara-suara mengerikan. Bau anyir darah juga tidak lagi terlalu menyengat.

Ya, ini semua terjadi ketika para zombie datang, merusak kehidupan manusia yang semula tenteram, aman, dan damai menjadi begitu mengerikan. Tidak ada yang mengetahui bagaimana awalnya pasukan zombie itu tiba di bumi. Zombie-zombie ini sangat jahat, mereka benar-benar mengganggu, bahkan senantiasa membunuh orang-orang yang mengusir mereka semua. Zombie tersebut juga membuat seluruh penduduk berubah menjadi sama seperti mereka.

Mataku masih terus terjaga, melihat gerak-gerik yang terjadi di sini. Sesosok makhluk dengan pakaian yang berlumuran darah dan sudah teroyak-oyak datang dari arah timur. Tatapan tajam, kuku yang runcing, dan langkah kaki yang menyeramkan sudah menggambarkan sosok zombie itu sendiri. Tubuhku berkeringat dingin.

Sang Zombie berjalan semakin dekat menuju lubang tempat persembunyianku. Aku menahan teriakan yang sudah tercekat di tenggorokan.  Oh, God... please, save me, batinku, panik. Ibu, Ayah, serta kedua adikku telah berubah menjadi zombie akibat makhluk-makhluk tersebut. Aku tidak mau lagi menjadi korban mereka selanjutnya.

Langkah mengerikan tersebut terasa semakin ringan terdengar di telinga. A... apakah makhluk itu semakin dekat denganku?

Kini, aku dapat mendengar dengan sangat jelas helaan nafas berat itu.

Mata merah menyala itu sudah terfokus ke arahku.

Mataku mulai terpejam. Baiklah, aku pasrah dengan apapun yang terjadi.

Tangan dingin nan kaku itu menyentuh pundakku yang berkeringat. Secara perlahan, ia mulai memegang kepalaku dan mengarahkannya ke arah belakang.

Dan apa yang kulihat sangat sangat menyeramkan...

Ternyata, lubang yang kujadikan tempat persembunyian ini merupakan sarang kawanan zombie yang sedari tadi telah bersiap untuk membunuhku.......[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar